MAKALAH PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Pendidikan
akhlak adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk menanamkan
nilai-nilai, ataupun ataupun norma-norma tentang budi pekerti, sehingga manusia
dapat memahami dan mengerti, serta mengamalkan norma-norma tentang budi pekerti
itu sendiri.Baik buruknya akhlak ataupun budi pekerti seseorang adalah satu
penilaian yang diberikan oleh masyarakat terhadap perbuatan yang dilakukan oleh
manusia. Parameter ukuran baik buruknya perbuatan manusia itu diukur berdasarkan
norma-norma agama, ataupun norma-norma adat istiadat dari masyarakat itu
sendiri.Islam menentukan, bahwa untuk mengukur baik buruknya suatu perbuatan
manusia adalah berdasarkan syariat agama yang bersumber dari wahyu Allah SWT,
yaitu al quran dan hadist Rasulullah SAW.
Orang yang tidak
memiliki akhlak, maka perbuatan dan tingkah lakunya akan jauh dari sikap
terpuji. Maraknya perbuatan maksiyat yang oleh masyarakat dinilai sebagai
sebuah perbuatan yang lazim, adalah sebuah bukti telah terjadinya krisis akhlak
ditengah-tengah masyarakat. Semestinya manusia sadar dan kembali kepada
fitrahnya sebagai manusia yang diciptakan Allah dengan akhlak yang mulia. Orang
yang paling sempurna keimannannya adalah orang yang baik akhlaknya. Akhlak
Islam yang mulia ini akan membawa umat
untuk selamat hidupnya di dunia
dan akhirat. Pendidikan Islam menjadi salah satu pondasi bagi berdirinya akhlak
yang baik, mampu memberikan pegangan hidup agar sesuai dengan agama dan
kehidupan yang diharapkan masyarakat.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari pendidikan akhlak dan pendidikan Islam?
2. Bagaimana
dasar-dasar dan tujuan pendidikan akhlak mulia dalam pendidikan Islam?
3. Apa
saja ruang lingkup pendidikan akhlak mulia?
4.
Bagaimana cara penerapan metode
pendidikan akhlak mulia dalam pendidikan islam?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan
akhlak dan pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui dasar-dasar dan tujuan
pendidikan akhlak mulia dalam pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan
akhlak mulia.
4. Untuk mengetahui cara penerapan metode pendidikan
akhlak mulia dalam pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PengertianPendidikanAkhlakMuliadanPendidikanIslam
Pendidikan
adalah bimbingan dari pendidik terhadap yang dididik secara universal demi
terciptanya insan yang bermanfaat. Dengan adanya pendidikan maka diharapkan
manusia bisa berguna bagi kemaslahatan alam.[1]
Akhlak adalah sifat dan jiwa yang melekat dalam diri
seseorang menjadi pribadi yang utuh dan menyatu dalam diri orang tersebut
sehingga akhirnya tercermin melalui tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari bahkan menjadi
adat kebiasaan.[2]
Setelah
dijelaskan secara terpisah mengenai pengertian pendidikan dan pengertian
akhlak, maka dapat disimpulkanbahwa pendidikan akhlak adalah perpaduan antara
pengertian Pendidikan dan Akhlak. Jadi yang dimaksud dengan Pendidikan Akhlak
adalah bimbingan, asuhan dan pertolongan dari orang dewasa untuk membawa anak
didik ke tingkat kedewasaan yang mampu membiasakan diri dengan sifat-sifat yang
terpuji dan menghindari sifat-sifat yang tercela. Atau dengan kata lain pendidikan
mengenai dasar-dasar akhlak dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki
dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa anak-anak sampai ia menjadi
seorang mukallaf, seseorang yang telah siap mengarungi lautan kehidupan. Ia
tumbuh dan berkembang dengan berpijak pada landasan iman kepada Allah dan
terdidik untuk selalu kuat, ingat bersandar, meminta pertolongan dan berserah
diri kepada-Nya, maka ia akan memiliki potensi dan respon dalam menerima setiap
keutamaan dan kemuliaan. Di samping itu terbiasa melakukan akhlak mulia.
Menurut Guru
besar Pendidikan Islam IAIN Sunan Gunung Jati Bandung menyimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap seseorang agar
berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.[3]
B.
Dasar-Dasar
dan Tujuan Pendidikan Akhlak Mulia dalam Pendidikan Islam
1. Dasar-
Dasar Pendidikan Akhlak Mulia
Islam merupakan
agama yang sempurna, sehingga setiap ajaran yang ada dalam Islam memiliki dasar
pemikiran, begitu pula dengan pendidikan akhlak. Tidak diragukan lagi bahwa
pendidikan akhlak dalam agama Islam bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Al-Qur’an sendiri sebagai dasar utama dalam Agama Islam telah memberikan
petunjuk pada jalan kebenaran, mengarahkan kepada pencapaian kebahagiaan di
dunia dan akhirat.[4]
Di antara ayat yang menyebutkan pentingnya akhlak adalah dalam surat Ali Imran
ayat 104:
“Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang
beruntung”.
Dalam ayat
tersebut Allah SWT menganjurkan hamba-Nya untuk dapat menasehati, mengajar,
membimbing dan mendidik sesamanya dalam hal melakukan kebajikan dan
meninggalkan keburukan. Dengan demikian Allah telah memberikan dasar yang jelas
mengenai pendidikan akhlak yang mana merupakan suatu usaha untuk membimbing dan
mengarahkan manusia agar berbudi pekerti luhur dan berakhlaqul karimah.
Selain
menyebutkan pentingnya pendidikan akhlak, Al-Qur’an pun menunjukkan siapa figur
yang harus dicontoh dan dijadikan sebagai uswatun hasanah. Sebagaimana
firman-Nya dalam QS.Al-Ahzab: 21:
Artinya: “Sungguh, telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat
Allah.”
Ayat tersebut
menunjukkan bahwa Rasulullah merupakan figur utama sebagai manusia dan utusan
Allah yang patut dijadikan panutan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Allah pun dalam ayat lain memuji kepribadian Rasulullah SAW sebagaimana
firman-Nya:
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau
benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.” (QS. Al-Qalam: 4)
Dasar pentingnya akhlak dalam
As-Sunnah dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya:
Dari Abu Hurairah r.a berkata:
Bahwasanya Raasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus hanyalah
untuk menyempurnakan akhlak yang baik”. (HR. Ahmad dan Baihaqi)
Dari ayat
Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah Saw. di atas menunjukkan bahwa dasar dan
pijakan pendidikan akhlak adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Dari dasar dan
pedoman itulah dapat diketahui kriteria suatu perbuatan itu baik ataupun buruk.
2. Tujuan
Pendidikan Akhlak Mulia
Tujuan utama dari pendidikan Islam ialah pembentukan
akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral
bukan hanya sekedar memenuhi otak murid-murid dengan ilmu pengetahuan tetapi
tujuannya ialah mendidik akhlak dengan memperhatikan segi-segi kesehatan,
pendidikan fisik dan mental, perasaan dan praktek serta mempersiapkan anak-anak
menjadi anggota masyarakat.
Adapun tujuan pendidikan akhlak secara umum yang
dikemukakan oleh para pakar pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
Tujuan pendidikan akhlak adalah mencapai kebahagiaan
kebahagiaan hidup umat manusia dalam kehidupannya, baik di dunia maupun
akhirat. Jika seseorang dapat menjaga kualitas mu’amalah dan mu’amalah
ma’annas, insya Allah akan memperoleh rida-Nya. Orang mendapat rida Allah
niscaya akan memperoleh jaminan kehidupan baik di duniawai maupun ukhrawi.[5]
Tujuan
pendidikan akhlak menurut Omar Muhammad Al Thoumy Al- Syaibani “Tujuan
tertinggi agama dan akhlak ialah menciptakan kebahagiaan dua kampung (dunia dan
akherat), kesempurnaan jiwa bagi individu, dan menciptakan kebahagiaan,
kemajuan, kekuatan dan keteguhan bagi masyarakat”.[6] Pada
dasarnya apa yang akan dicapai dalam pendidikan akhlak tidak berbeda dengan
tujuan pendidikan Islam itu sendiri.
Tujuan
pendidikan akhlak menurut M. Athiyah al Abrasyi “Tujuan pendidikan budi pekerti
adalah membentuk manusia yang berakhlak (baik laki-laki maupun wanita) agar
mempunyai kehendak yang kuat, perbuatan-perbuatan yang baik, meresapkan
fadhilah (kedalam jiwanya) dengan meresapkan cinta kepada fadhilah (kedalam
jiwanya) dengan perasaan cinta kepada fadhilah dan menjauhi kekejian (dengan
keyakinan bahwa perbuatan itu benar-benar keji).
Tujuan
pendidikan akhlak menurut Mahmud Yunus “Tujuan pendidikan akhlak adalah
membentuk putra-putri yang berakhlak mulia, berbudi luhur, bercita-cita tinggi,
berkemauan keras, beradab, sopan santun, baik tingkah lakunya, manis tutur
bahasanya, jujur dalam segala perbuatannya, suci murni hatinya”.[7]
Tujuan di atas selaras dengan tujuan pendidikan
Nasional yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20/Th. 2003, bab II, Pasal 3 dinyatakan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
C.
Ruang
Lingkup Pendidikan Akhlak Mulia
1. Akhlak Terhadap Allah SWT
Akhlak kepada
Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap/perbuatan yang seharusnya dilakukan
oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan yang Khaliq.
Sekurang-kurangnya ada empat alasan
mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah :
a. Karena Allah yang telah menciptakan manusia dan
menciptakan manusia di air yang ditumpahkan keluar dari antara tulang punggung
dan tulang rusuk. (Q.S. al-Thariq : 5-7). Dalam ayat lain, Allah menyatakan
bahwa manusia diciptakan dari tanah yang kemudian diproses menjadi benih yang
disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim) setelah ia menjadi segumpal darah,
daging, dijadikan tulang dan dibalut dengan daging, dan selanjutnya diberikan
ruh. (Q.S. Al-Mu’minun : 12-13)
b. Karena Allah lah yang telah memberikan
perlengkapan panca indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal, pikiran dan
hati sanubari. Di samping anggota badan yang kokoh dan sempurna pada manusia.
c. Karena
Allah lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi
kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang dan ternak dan lain sebagainya. (Q.S.al
Jatsiah : 12-13)
d.
Allah lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan untuk
menguasai daratan dan lautan.
2. Akhlak terhadap Makhluk
Akhlak kepada Manusia
a. Akhlak
kepada Rasulullah
1) Mencintai dan memuliakan Rasul[8]
Setiap
orang yang mengaku beriman kepada Allah SWT tentulah harus beriman bahwa nabi
Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasulullah yang terakhir, penutup sekalian nabi
dan rasul; tidak ada lagi nabi, apalagi rasul sesudah beliau. Beliau diutus
oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia sampai hari Kiamat nanti. Kedatangan
beliau sebagai utusan Allah merupakan rahmat bagi alam semesta.
2)
Mengikuti dan mentaati Rasul
Mengikuti
dan mematuhi Rasullulah SAW, berarti mengikuti jalan lurus dengan mematuhi
segala rambu-rambunya. Rambu-rambu jalan tersebut adalah segala aturan
kehidupan yang dibawa oleh Rasulullah yang terlembaga dalam Al-Quran dan
Sunnah. Itulah dua warisan yang ditinggalkan Rasul untuk umat manusia.
3)
Mengucapkan shalawat dan salam
Perintah untuk bershalawat dan salam
kepada Nabi Muhammad SAW diawali oleh
Allah SWT dengan pernyataan bahwa Allah dan para malaikat –Nya bershalawat
kepada beliau. Hal itu disamping menunjukan betapa mulia dan terhormatnya kedudukan
beliau di sisi Allah, juga menunjukan betapa pentingnya perintah bershalawat
dan salam itu kita lakukan. Bahkan, untuk memastikan bahwa setiap orang yang
beriman akan mengucapkan, shalawat dan salam itu dijadikan sebagai salah satu
bacaan dalam shalat.[9]
b. Akhlak
terhadap orang tua
Meliputi mencintai mereka melebihi cinta kepada
kerabat lainnya, merendahkan diri kepada keduanya diiringi rasa kasih sayang,
berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat, pergunakan kata-kata lemah
lembut, berbuat baik kepada keduanya sebaik-baiknya dan mendoakan keselamatan
dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal
dunia.
c. Akhlak
terhadap diri sendiri
Meliputi Memelihara kesucian diri, baik jasmaniah
maupun rohaniah, Memelihara kerapihan diri, Berlaku tenang, Menambah ilmu pengetahuan,
Membina disiplin pribadi [10],
Pemaaf dan memohon maaf, Sikap sederhana dan jujur dan Menghindari perbuatan
tercela.
d. Akhlak
terhadap keluarga dan karib kerabat,
Antara lain :
saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling
menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti kepada ibu bapak, mendidik
anak-anak dengan kasih sayang dan memelihara hubungan silaturrahim.
e. Akhlak
terhadap tetangga
Antara lain : saling mengunjungi, saling bantu
diwaktu senang lebih-lebih tatkala susah, saling beri member, saling hormat
menghormati, saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.
f. Akhlak
terhadap masyarakat
Meliputi memuliakan tamu, menghormati nilai
dan norma yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan, saling menolong
dalam melakukan kebajikan dan taqwa, menganjurkan anggota masyarakat termasuik
dirin sendiri berbuat baik dan mencegah diri sendiri dan mencegah orang lain
melakukan perbuiatan jahat dan munkar dan bermusyawarah dalam segala urusan
mengenai kepentingan bersama.
. Akhlak kepada bukan manusia atau
lingkungan hidup
a.
Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan
alam terutama hewani dan nabati, fauna dan flora yang sengaja diciptakan tuhan
untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya, sayang pada sesama makhluk.
D.
Cara Penerapan Metode Pendidikan Akhlak Mulia dalam Pendidikan Islam
1. Metode
Keteladanan ( Uswatun Khasanah )
Bahwasanya anak-anak memiliki kecenderungan atau
sifat peniru yang sangat besar, maka metode uswatun khasanah “contoh teladan”
dari orang-orang yang terdekat adalah sangat tepat. Dalam hal ini orang yang
paling dekat kepada anak adalah orang tuanya, karena itu contoh teladan orang
tuanya sangat berpengaruh pada pembentukan mental dan akhlak anak-anak.[11]
Metode keteladanan ini merupakan metode yang
diajarkan Allah swt kepada hamba-hambanya, yaitu dengan diutusnya seorang Rasul
untuk menyanpaikan risalah samawi kepada setiap umat. Rasul yang diutus
tersebut adalah seseorang yang mempunyai sifat-sifat luhur, baik spiritual,
moral, maupun intelektual. Sehingga umat manusia meneladaninya, belajar
darinya, memenuhi panggilannya, menggunakan metodenya, dalam hal kemuliaan,
keutamaan dan akhlak yang terpuji.
2. Metode Nasehat/ Ceramah ( Mauidhah
Khasanah )
Diantara
metode dan cara-cara mendidik yang efektif didalam upaya membentuk keimanan
anak, mempersiapkannya secara moral, pisikis dan secara social adalah mendidiknya
dengan memberi nasehat. Metode ceramah disebut juga sebagai metode mauidzah
khasanah merupakan metode yang menekankan pada pemberian dan penyampaian
informasi. Dalam pelaksanaannya pendidik dapat menyampaikan materi agama dengan
cara persuasif, memberikan motivasi, baik berupa kisah teladan atau memberikan
metafora (amtsal) sehingga peserta didik dapat mencerna dengan mudah apa yang
disampaikan.
Allah berfirman:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik”.(Q.S. An-Hahl:125)
“Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu
Rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, Maka
Barangsiapa yang bertakwa dan Mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Q.S. Al-Araf 35)[12]
3. Metode
Pembiasaan
Sejak kecil anak harus dibiasakan untuk melakukan
kegiata-kegiatan yang baik, dilatih untuk bertingkah laku yang baik, diajari
sopan santun dan sebagainya.Pembiasaan adalah suatu peran penting dalam
membentuk pribadi anak, banyak contoh pola kehidupan yang terjadi dalam
keluarga menjadi dasar-dasar pembentukan pola kehidupan anak, dan tujuan dari
pembiasaan itu sendiri adalah peranan kecakapan-kecakapan berbuat dan
menyampaikan sesuatu, agar cara-cara tepat dapat dikuasai.
Maka untuk itu orang tua atau si pendidik (guru),
haruslah mengajarkan pembiasaan dengan prinsip-prinsip kebaikan, harapannya
nanti menjadi pelajaran bagi anak, karena apabila anak membiasakan sesuatu yang
baik, maka anak akan terbiasa.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan Akhlak adalah bimbingan, asuhan dan
pertolongan dari orang dewasa untuk membawa anak didik ke tingkat kedewasaan
yang mampu membiasakan diri dengan sifat-sifat yang terpuji dan menghindari
sifat-sifat yang tercela. Dasar pendidikan akhlak dalam agama Islam bersumber
pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Al-Qur’an sendiri sebagai dasar utama dalam Agama
Islam telah memberikan petunjuk pada jalan kebenaran, mengarahkan kepada
pencapaian kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dalam pendidikan akhlak mulia terdapat ruang lingkup
akhlak kepada Allah, manusia dan lingkungan. Penerapan metode pendidikan akhlak
mulia dalam pendidikan Islam adalah dengan keteladanan, nasihat, dan
pembiasaan.
Hefny
Rozak,2014, Kepemimpinan Pendidikan dalam Al-Quran,Yogyakarta: Teras.
Alwan
Khoiri dkk, 2005, Akhlak/ Tasawuf, Yogyakarta:
Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Ngain
Naim, 2001, Pendidikan Multikultultural
Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Oemar
Muhammad al-Taomy al-Syaibany,1992, Falsafah Pendidikan Islam,Terj. Hasan
Langgulung, Jakarta: Bulan Bintang.
Yunahar
Ilyas, 2014, Kuliah Akhlaq,
Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam.
http://mendidikanakbaik.blogspot.co.id/2015/12/metode-pendidikan-akhlak-dalam.html,
diakses hari Minggu 4 Desember 2016.
Abdjan
Jahja,2014, paradigma pendidikan islam,
Yogyakarta:Penerbit Ombak.
[1] Hefny Rozak, Kepemimpinan Pendidikan dalam Al-Quran,(Yogyakarta: Teras, 2014).
hlm. 32.
[2]Alwan
Khoiri dkk, Akhlak/ Tasawuf,
(Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hlm.7.
[3]Ngain Naim, Pendidikan Multikultultural
Konsep dan Aplikasi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2001), hlm 32.
[4]Oemar
Muhammad al-Taomy al-Syaibany, Falsafah
Pendidikan Islam,Terj. Hasan Langgulung, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1992), hlm.346.
[5]Alwan
Khoiri dkk, Akhlak/ Tasawuf, op.cit.
hlm 20.
[6]Omar
Muhammad al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah
Pendidikan Islam,Terj. Hasan Langgulung, op.cit, hlm.346.
[8]Yunahar
Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta :
Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2014), hlm. 65.
[9]Ibid,
hlm. 66-76.
[11]http://mendidikanakbaik.blogspot.co.id/2015/12/metode-pendidikan-akhlak-dalam.html,
diakses hari Minggu 4 Desember 2016.
[12]
Abdjan Jahja,paradigma pendidikan islam,(Yogyakarta:Penerbit
Ombak,2014),hlm.29.
Terimakasih atas materinya.. sangat bermanfaat.ulasannya juga lengkap.
BalasHapussaya juga punya ulasan mengenai makalah akhlak dalam islam di blog tugaskuliah15
semoga bisa bermanfaat dan dapat dijadikan referensi bagi teman-teman yang sedang mengerjakan tugas kuliah .